Pil KB untuk Kurangi Jumlah Sperma

Banyak bukti mengatakan, metode pengendalian kelahiran atau kontrasepsi efektif dan memang diciptakan untuk tubuh wanita. Kabarnya, tidak lama lagi, peneliti Amerika Serikat akan mengeluarkan pil KB untuk pria.

Memakan waktu hampir 40 tahun penelitian hingga akhirnya para peneliti kini berani mengklaim bahwa mereka akan segera mengeluarkan metode kontrasepsi pertama untuk pria. Demikian seperti okezone lansir dari Carefair, Rabu (20/1/2010).

Apakah perkembangan baru ini akan berarti pertempuran jenis kelamin? Akankah hal ini menjadi tekanan bagi wanita atau akankah ini menyebabkan banyak masalah daripada kemampuannya sebagai sebuah solusi?

Untuk kebanyakan wanita, gagasan jika pasangan pria setuju menggunakan pil KB merupakan bentuk perayaan tersendiri. Sejak ide pil KB pria dicetuskan beberapa dekade lalu, orang heran apakah produk tersebut bisa benar-benar dikembangkan dan apa dampaknya, baik bagi pria maupun wanita.

Cara kerja dan hasil

Menurut para peneliti yang tengah mengembangkan pil KB untuk pria, nantinya alat kontrasepsi tersebut punya kemampuan untuk mengurangi jumlah sperma secara mengagumkan. Alhasil, kemungkinan untuk terjadinya kehamilan pun lebih kecil.

Bahkan melalui berbagai percobaan klinis, mereka menemukan hasil bahwa jumlah sperma pria benar-benar berkurang hingga nilai nol, atau tak ada sama sekali. Bahkan pil KB wanita tak bisa menyamai hasil itu.

Rasanya terdengar sederhana. Prosesnya diawali dengan memperkenalkan (memasukkan) hormon sintetis yang dinamakan desogestrel ke dalam tubuh pria. Hormon ini bekerja menghalangi produksi sperma dan untuk membuatnya efektif, hormon ini harus dimakan sekali sehari seperti halnya pil KB tradisional yang digunakan wanita.

Meskipun kondom dan pil KB menjadi metode terpopuler untuk seks aman dan pengendali kehamilan, para pengembang pil KB pria mengklaim bahwa produk mereka akan jauh lebih efektif. Bagaimana mereka bisa mengklaim seperti itu?

Efek samping dan kontraindikasi

Bicara efek samping, percobaan klinis mereka menunjukkan bahwa efek samping yang paling umum terjadi pada pria pengguna pil kontrasepsi adalah penambahan berat badan. Dibandingkan pil kontrasepsi wanita, yang membawa berbagai efek samping, efek samping pil KB pria cenderung jauh lebih sedikit.

Satu-satunya kontraindikasi yang mungkin terjadi adalah akibat lupa minum pil sekali sehari. Para peneliti mengatakan, pil KB pria pas untuk sejumlah pria, tapi alat kontrasepsi tersebut tidak dimaksudkan untuk melindungi mereka dari penyakit menular seksual.

Karena itu, banyak yang percaya bahwa metode pil KB untuk pria sangat tepat digunakan oleh pasangan monogami, hubungan berjangka panjang, dan bukan untuk mereka yang melakukan seks tidak aman atau bergonti-ganti pasangan.

Uji klinis masih harus terus ditempuh sebelum para peneliti memperoleh hasil akhir. Sebelum asosiasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat, Food and Drugs Association (FDA) mensahkannya dan akhirnya merilisnya ke publik, rasanya kita belum bisa melihat bukti nyata dari janji yang mereka umbar. Kita tunggu saja!